MOTHER
IS HERO
“STARTING
POINT”
“Ibu” kata yang paling sering kita ucapkan sewaktu kecil maupun sudah dewasa.
“Mamah” di versi Sunda, “Bundo” di versi Padang, “Umi” di versi timur tengah,
“Enya” di versi Betawi, “Mother” di versi bahasa Inggris, dan “Haha” di versi
bahasa Jepang. Namun dari semua Bahasa, Agama, Ras, Suku Bangsa, Dan Individu
tidak mungkin membenci ibunya sendiri.
Di Islam terdapat beberapa Hadist yang sangat menjungjung tinggi Seorang Ibu,
yang pertama adalah “Surga itu ada di telapak kaki Ibu”, meskipun ada
segelintir Orang yang menyalahartikannya dengan mencuci kaki ibunya lalu
meminum air bekas cucian itu, sungguh sangat bertolak belakang dengan pernyataan
bahwa “Islam itu Agama yang bersih”.
Dan Hadist yang kedua adalah, suatu hari Sahabat Rasululah bertanya” Wahai
Rasululah siapakah yang harus kita hormati?”; lalu Rasululah bersabda” Ibumu”,
Sahabat bertanya kembali “ Kemudian siapa lagi wahai Rasululah?”, rasululah
kembali menjawab “ Ibumu”, Sahabatpun bingung dan lalu bertanya lagi “ Kemudian
siapa lagi?”, namun Rasululah kembali menjawab “ Ibumu “, Sahabat kembali
bertanya “ Lalu siapa lagi wahai Rasululah?”, dan yang terakhir Rasululah menjawab
“ Ayahmu “.
Dari cerita di atas dapat diambil garis besar bahwa Orang pertama, kedua,
ketiga yang harus kita hormati adalah Ibu, dan yang ke empat adalah Ayah.
Namun akhir-akhir ini terungkap bahwa mengapa Rasululah berkata demikian.
Ternyata saat ini ibu di bagi menjadi 3, yaitu: Ibu Genetik, Ibu Kandung, dan
Ibu Susu ( Ibu yang menyusui mmeskipun bukan Anaknya). Namun Wallahu allam
bisshawab.
Di Kristen sendiri. Ada Bunda Maria( Ibu Yesus Kristus)yang dipuja oleh
Masyarakat penganut Agama Kristen. Dan saya memang bukan orang yang beragama
kristen, namun saya yakin Agama Kristen juga sangat mengagungkan “ Ibu “. Karna
biasanya di setiap Gereja terdapat patung Bunda Maria ( Siti Mariam di Islam )
di samping Patung Yesus Kristus ( Nabi Isa as di Islam )
Meskipun Agama sangat mendorong atau mengharuskan untuk berbakti kepada
Orangtua terutama ibu, namun menurut saya bahwa rasa ingin membalas budilah
Faktor utama kita berbakti kepada Orangtua. Jika tidak ada rasa ingin membalas
budi baru Agamalah yang mendorongnya.
MOTHER
IS HERO
STORY
TEELING “ BIODATA IBUKU”
Lahir di sebuah Desa kecil di Kota Subang. Ibuku memiliki sebelas Saudara,
sungguh banyak, namun dari sebelas saudara itu dua sudah meninggal ketika masih
balita. Ibuku adalah Anak dari pasangan Bpk Rusdi dan Ibu Enik ( kakek nenekku
). Beliau di beri nama Komariah, dan memiliki Nama panggilan Kokom.
Beliau sekolah di SD Saradan, dan tidak melanjutkan lagi sekolahnya, namun aku
sayang kepada beliau meskipun beliau hanya tamatan SD, lagipula Ibuku dengan
tamatan SD nya tapi mampu membiayai Anak-anaknya hingga Kakak-kakakku Alhamdulillah
sudah bekerja semua.
Umur enam belas tahun beliau menikah dengan Ayahku yang dulu pindah dari
Jakarta.
Ayahku bernama Suherman, asli kelahiran Tanah Abang. Beda dengan Ibuku, Ayahku
ini tamatan SMP dan mempunyai sifat suka marah-marah yang akhirnya menurun
kepadaku sekarang.
Pekerjaan Ibuku adalah berdagang, menjahit, mengkreditkan barang juga pernah.
Beliau berkerja sangat tulus untuk membiayai semua Anak-anaknya agar menjadi
orang yang disegani. Terbukti dengan pakaian Ibuku yang rasanya beliau tidak
memiliki banyak pakaian yang bagus, mayoritas pakaiannya adalah Daster ( baju
untuk wanita, biasanya dipakai Ibu Hamil ) . Dari perhiasan pun beliau sering
membeli perhiasan namun tidak untuk dipakainya apalagi untuk pamer namun Beliau
simpan, dan ketika Anak-anaknya membutuhkanya baru beliau mengeluarkannya untuk
dijual kembali.
MOTHER
IS HERO
STORY
TELL “ IBU DAN KELUARGAKU”
Ibuku
adalah asli Sunda ( JABAR) sedangkan Ayahku asli Tanah Abang (DKI Jakarta).
Mereka menikah ada tahun 1973, dan memperoleh Anak pertamanya pada hari kamis
11 september 1975 pada pukul 16.00 WIB. Dia adalah kakakku yang pertama dan
kakak wanitaku satu-satunya yang diberi nama Sri Ratnayanti.
Anak kedua lahir pada tanggal 9 juli 1978 dan diberi nama Budi Hemawan, lalu
anak ketiga bernama Faizal Hendrawan yang lahir pada tanggal 19 febuari 1982.
Dan aku Anak ke empat yang diberi nama yang sangat bagus
yaitu Teguh Yudha Gumelar, menurut Ibuku nama itu diberikan karna saat aku
lahir ibuku pernh perjuangan hingga pendarahan berat karna sebelumnya memang
ibuku tidak tahu bahwa dirinya tengah hamil, juga karna saat itu kondisi
ekonomi keluarga sedang di batas bawah, oleh karna itu Teguh Yudha Gumelar
Artinya Manusia Kuat Yang Lahir saat perang, karna Teguh itu artinya Kuat,
Yudha itu artinya Perang dan Gumelar itu artinya Lahir.
Aku empat bersaudara, namun hanya aku yang masih sekolah
karna tiga kakakku semuanya sudah bekerja, Kakak pertamaku menjadi pengusaha
kecil-kecilan sesudah suaminya tidak menjadi KADES kembali, dan kedua Kakakku
yang lain menjadi polisi. Itulah hasil kerja keras Ibuku sehingga semua Anaknya
sudah berkerja.
Dulu kami keluarga miskin biasa yang dibiayai oleh kakekku
yang pensiunan TNI. Namun setelah lahir Anak pertama Ibuku mulai berdagang dan
Alhamdulilah berhasil. Setelah mulai
sukses berdagang ibuku membuka usaha menjahit, keahlian menjahit Ibuku
diturunkan dari Nenekku.
MOTHER IS HERO
STORY TELL “ IBU JANGANLAH MENANGIS ! “
Ibuku kini tidak bisa berjalan jauh karna penyakit Stroke
yang dideritanya belum sembuh Sejak aku kelas satu SMP, sungguh tidak terlihat
lagi kejayaannya dulu yang bisa menyekolahkan kedua kakakku hingga lulus di
SMAN I Subang, karena kalau bicara tentang Ayahku, sebenarnya Beliau juga
berkerja namun menjadi tukang karcis di Terminal Subang dan menjadi Wasit
Sepakbola, dan tentu saja ketika di rumah beliau membantu Ibuku berdagang.
Ibuku kini sudah tua, dia sudah tidak memiliki gigi, jalanpun
susah karna penyakit Strokenya itu. Kini kami berdua tinggal bersama kakakku
yang ke tiga, meskipun sebenarnya rumahnya milik ibuku.
Dulu ketika Ayahku sudah tidak menjadi Wasit lagi karna
sudah tua. Ayahku saat itu hanya berkerja setiap sepuluh hari sekali dan
mendapat upah uang paling banyak Rp.70.000,00 , oleh karna itu sejak masuk
kelas dua SMP aku sering membantu tukang Bakso yang ada di Desa Rancabogo, nama
warung Baksonya itu “ Mas Otong “, tiap libur dan hari minggulah aku bisa
membantu di sana. Disana saya mendapatkan upah Rp.20.000,00 juga diberi Bakso
tiga bungkus. Itulah usahaku agar bisa membahagiakan pahlawan hidupku yaitu
Ibuku beserta Tidak lupa Ayahku juga.
Orang bilang cinta mati kepada pacarnya, namun
menurutku satu-satunya cinta mati atau cinta yang abadi adalah cinta kita
kepada Ibu. Meskipun aku sungguh-sungguh cinta kepada pacarku, tapi jauh lebih
cinta aku kepada Ibuku. Lagipula Ibuku adalah Pahlawan disaat aku kecil, saat
aku dikejar anjing sepulang mengaji, Ibuku lah yang berhasil mengusir anjing
itu. Ibuku selalu bilang kalau dia ingin melihatku sukses, seolah dia bertahan
hidup hanya untuk melihat ku sukses. Ibuku selalu mendukung cita citaku, dia
selalu membangga-bangga kan diriku di depan teman temannya bahwa aku rangking
kelas, bahwa aku terpilih ikut olimpiade.
Aku senang selalu membuat ibuku bangga, setidaknya tidak ada yang
mencela ibuku karna perbuatanku. Selama SMP aku tidak pernah meninggalkan ibuku
di rumah (kecuali saat sekolah) aku selalu menemaninya di rumah, menghiburnya
dengan candaanku, senang rasanya membuatnya tertawa dan melupakan pahitnya
hidup hanya berdua denganku. Saat dia ingin pergi keluar pun aku memapahnya
dengan sangat pelan, meski aku selalu jalan dengan cepat, tapi tidak kulakukan
saat sedang memapahnya. Tempat favoritnya untuk bermain adalah rumah kakaknya,
dimana disana dia bisa bertemu dengan saudara saudara kandung nya dan mengobrol
dengan senangnya, hm… aku tak pernah mengeluh diajak kemanapun olehnya karna
temanku satu satunya saat itu adalah ibuku.
Beliau selalu mengusap usap kepalaku, dan berdo’a agar
diriku menjadi orang yang berguna bagi Nusa, Bangsa, dan Agama, dan beliau
bersemangat juga menyuruhku agar rajin belajar. Itulah yang membuatku
bersemangat untuk belajar, berusaha menjadi rangking kelas dan juga sekolah.
Beliau juga sering menjadi Guru Les ku di rumah, Beliau mengajarkan aku
perkalian dan membaca ketika aku masih kelas satu SD, sehingga aku mendapat
rangking pertama di kelas, dan Beliau memberikan hadiah yang sangat saya
tunggu waktu itu yaitu beberapa bungkus Mie instan karna dulu aku sangat suka
dengan mie instan.
Pernah ketika kelasku waktu SD akan berwisata ke Sari Ater
dan saat itu Ibuku punya uang namun uang tersebut hendak digunakan untuk
berobat, mulanya aku terima, tapi esoknya aku kembalikan dan aku tidak jadi
ikut berwisata ke Sari Ater namun jadinya mengantar Ibuku ke puskesmas.
Mengobati Sesak nafasnya.
Waktu kelas dua SMP aku pindah dari SMPN II Pagaden ke SMPN
I Cikaum untuk mengikuti Orangtuaku yang pindah rumah ke Cikaum dan menumpang
ke rumah kakakku yang pertama meskipun sebenarnya rumahku tidak dijual hanya
dikontrakan.
Di SMPN I Cikaumlah aku terpilih untuk mewakili sekolah itu
untuk mengikuti Lomba MIFA sekabupaten Subang dengan jurusan Matematika. Ketika
akan ada test pemilihan untuk mewakili sekolah, aku meminta izin kepada
Orangtua terutama Ibu, dan akupun terpilih dengan nilai tertinggi yaitu 7
sedangkan yang lain paling besar hanya mendapat niali 3 untuk kategori
matematika, dan soal yang digunakan adalah soal ujian untuk kelas tiga SMP tahun
2004-2005.
Saat lomba MIFA di selenggarakan di SMPN II Subang aku pun
gagal untuk juara. Padahal aku sangat ingin juara agar Ibuku bangga punya
Anak seperti aku yang beliau lahirkan ketika umur tujuh bulan dan tidak
disangka-sangka kalau Ibuku Hamil. Tapi Ibuku sangat bangga walaupun aku tidak
juara, tapi aku berjanji dalam hati jika mendapat kesempatan lagi aku akan
berusaha agar Ibuku semakin bangga telah melahirkan aku.
Tanggal 1 November 2007 aku pindah sekolah lagi ke SMPN 2
Pagaden ketika sampai di SMP, ternyata baju seragamku ketinggalan dan ketika
sampai di rumah Nenekku, Ayahku pergi lagi ke rumah kakakku untuk mengambil
baju, dan beliau mengatakan kepadaku agar jangan kemana-mana, aku turuti apa
yang ayahku katakan.
Jam demi jam pun berlalu, aku binginga kenapa ayahlu lama
sekali mengambil bajuseragamku, padahal jarak yang tidak jauh. Aku semakain
cemas karena sebelumnya ayahku pernah kecelakaan dan tidak sadar diri hingga
beberapa jam, faktor ke 2 adalah karena penglihatan ayahku yang tidak jelas
karena penyakit kataraknya.
Jam 1 Ibuku datang dengan mobil bersama kakak keduaku, lalu
menanyakan ayahku kepada Ibuku, dan ternyata Ibuku berpapasan dengan ayahku dan
sempat mengobrol dan memberikan kunci rumah kepada ayahku.
Sekitar jam 2 aku mendapat berita dari kakakku yang ke 3
bahwa ayahku kecelakaan di depan SDN Pagaden dan di bawa ke Rumah Sakit.
Bada magrib pamanku membawakan baju seragamku dan beberappa
buku di bawa ayahku., lalu aku tanyakan bagaimana keadaan ayahku, namun ia
hanya menjawab “baik-baik saja” akupun lega mendengar jawaban pamanku.
Esoknya aku sudah bersiap-siap untuk berangkat sekolah
sekitar 6:30, tapi nenekku tiba-tiba membisikan sesuatuyang sebenarnya tak
jelas namun aku harus menerima kenyataan bahwa ayahku pergi bahkan sebelum aku
semat mengucapkan terima kasih kepadanya.
tubuhku langsung lemas tak karuan. Kata kakakku ayahku
kecelakaan karena mengalami stroke saat mengendarai motor.
Dan sebelum meninggal, juga sebelum kecelakaan, Beliau selau
mengatakan bahwa aku jangan sampai jauh dengan ibuku. Kata-kata itu menjadi
kata yang paling bermakna bagi aku, dan karena itu aku menolak tawaran kakaku
untuk sekolah di SMANSA dan mengontrak di Subang. Selain itu aku juga
memikirkan faktor ekonomi, aku tidak mau terlalu memusingkan kakak-kakakku
dengan biaya sekolah di SMANSA. Dan setelah dipikir-pikir NESPAG juga bagus
apalagi dari Olimpiade MTK sudah sering juara dekat pula.
Kini ibu sakit-sakitan terus, pernah aku begadang semalaman
hanya untuk nemenin ibuku yang sedang sakit. Karna aku gak mau nyesel seumur
hidup hanya karna mmilih tidur nyenyak saat ibuku sakit.
Ibu janganlah menangis.
Aku sempat berjanji jika diberi kesempatan lagi untuk ikutan
lomba maka aku akan juara agar ibuku bangga kepadaku. Namun kesempatan itu datang
ketika ibuku sakit parah, akhirnya aku bolos dan tidak ikut Les karna harus
menjaga ibuku. Karna sakitnya bertambah parah aku pun memberi tahu kakakku
tentang keadaan ibu. Mereka pun datang satu per satu dan membujuk ibu untuk ke
rumah sakit, namun beliau tak mau karna beliau memikirkan biaya yang besar jika
harus dirawat di rumah sakit. Ibu kau masih saja memikirkan itu. Setelah beberapa
hari sakit ibuku tak kunjung sembuh akhirnya beliau kami bawa ke rumah sakit
setelah beliau mengalami kejang kejang. Selama di rumah sakit aku tak tega
melihat ibuku, aku hanya menangis dibangku diluar rumah skit sambil dipeluk
kakakku hingga akhirnya berita ibuku telah tiada pun semakin membuat tubuhku
lemas. Ibuku pergi lalu siapa yang akan menemani keseharianku lagi. Saat pemakaman
aku hanya bisa menangis dipelukan kakakku, bahkan teman teman SMA aku yang baru
kukenal beberapa bulan ikut menangis, entah kenapa mereka malah ikut menangis
bersamaku.setelah kematian ibuku aku pergi ke rumah UWA pun terasa hampa tanpa
bersama ibu. Rumah pun kini tak membuatku betah, aku selalu ingin pergi dari
rumah penuh kenangan agar aku bisa meninggalkan kesedihanku. Berbulan bulan aku
tak mau melihat foto ibu, apalagi melihat pakaian dan kamarnya.
Beberapa minggu setelah kematian ibuku, akupun terpilih
untuk mengikuti Olimpiade Sains tingkat kabupaten untuk bidang komputer. Akupun
berhasil menjuarai Olimpiade tersebut bahkan 2 tahun berturut turut Olimpiade
Komputer untuk pertama kalinya direbut SMA ku. Namun semuanya hampa, apa artinya
juara ketika tak ada orang tua yang memuji kita, membanggakan kita. Aku selalu
sedih ketika orang lain diambil rapotnya oleh orang tua nya, aku selalu ingat
ayahku yang bolos kerja hanya untuk mengambil rapotku. Kenapa kalian pergi
sebelum aku bisa menunjukan aku mampu juara. Kenapa kalian pergi sebelum aku
menunjukan aku mampu masuk Perguruan TInggi, Kenapa? Hanya itulah yang bisa aku
tanyakan.
Aku rindu Pujian Kalian, Aku rindu Nasehat Kalian, Bahkan
Aku rindu Dimarahi Kalian.
MOTHER
IS HERO
Closing
Tulisan ini ku persembahkan untuk yang membacanya agar mencintai ibunya, karena
bagaimanapun bentuknya, bagaimanapun sifatnya, apapun penyakit yang
dideritanya, dia tetaplah seorang ibu yang berjuang setengah mati melahirkan kita,
tidak akan pernah ada kata mantan Ibu, karena Ibu akan selamanya tetap Ibu.
Meskipun Ibu kita galak atau semacamnya, dia akan tetap menyayangi kita, dan
mendo’akan semua anaknya. Jangan sampai Ibu menangis karena setetes air mata
Ibu jatuh ketanah dosanya akan sangat berat (aku tau dari acara Mamah Dedeh di
Indosiar).
Mungkin jasa Ibu tidak akan tergantikan oleh apapun, namun segeralah bekerja
kawan agar bisa memberikan sesuatu kepada Ibumu, dengan hasil keringatmu
bekerja.
Goresan-goresan tulisan ini kucurahkan dari hati yang terdalam untuk Ibu, Ayah,
dan keluargaku. Terima kasih atas semua pengorbananya, mungkin takan mampu ku
balas semuanya tapi kuyakin Tuhan akan membalasnya karena Tuhan tahu aku
mencintai kalian.
Orang
yang membenci Ibunya adalah orang yang menderita menyakit gila no wahid. Karena
seorang anak yang di tinggalkan Ibunya dari kecil (sama dengan Nabi Muhammad)
juga sangat mencintai Ibunya.
MOTHER
IS HERO
THE
END