Kamis, 27 Oktober 2011

inillah Cinta

Para penumpang bus memandang penuh simpati ketika wanita muda berpenampilan menarik dan bertongkat putih itu dengan hati-hati menaiki tangga. Dia membayar sopir bus lalu, dengan tangan meraba-raba kursi, dia berjalan menyusuri lorong sampai menemukan kursi yang tadi dikatakan kosong oleh si sopir. kemudian ia duduk, meletakkan tasnya dipangkuannya dan menyandarkan tongkatnya pada tungkainya.

Setahun sudah lewat sejak Susan, 34, menjadi buta. Gara-gara salah diagnosa dia kehilangan penglihatannya dan terlempar kedunia yang gelap gulita, penuh amarah, frustrasi dan rasa kasihan pada diri sendiri.



Sebagai wanita yang independen, Susan merasa terkutuk oleh nasib mengerikan yang membuatnya kehilangan kemampuan, merasa tak berdaya dan menjadi beban bagi semua orang disekelilingnya. “Bagaimana mungkin ini bisa terjadi padaku?” dia bertanya-tanya,

hatinya mengeras karena marah. Tetapi, betapapun seringnya ia menangis atau menggerutu atau berdoa, dia mengerti kenyataan yang menyakitkan itu penglihatannya takkan pernah pulih lagi.

Depresi mematahkan semangat Susan yang tadinya selalu optimis. Mengisi waktu seharian kini merupakan perjuangan berat yang menguras tenaga dan membuatnya frustrasi. Dia menjadi sangat bergantung pada Mark, suaminya. Mark seorang perwira Angkatan Udara. Dia mencintai Susan dengan tulus.



Ketika istrinya baru kehilangan penglihatannya, dia melihat bagaimana Susan tenggelam dalam keputusasaan. Mark bertekad untuk membantunya menemukan kembali kekuatan dan rasa percaya diri yang dibutuhkan Susan untuk menjadi mandiri lagi. Latar belakang mi

liter Mark membuatnya terlatih untuk menghadapi berbagai situasi darurat, tetapi dia tahu, ini adalah pertempuran yang paling sulit yang pernah dihadapinya.



Akhirnya Susan merasa siap bekerja lagi. Tetapi, bagaimana dia akan bisa ke kantornya? Dulu Susan biasa naik bus, tetapi sekarang terlalu takut untuk pergi ke kota sendirian. Mark menawarkan untuk mengantarkannya setiap hari, meskipun tempat kerja mereka

terletak dipinggir kota yang berseberangan.

Mula – mula, kesepakatan itu membuat Susan nyaman dan Mark puas karena bisa melindungi istrinya yang buta, yang tidak yakin akan bisa melakukan hal-hal paling sederhana sekalipun. Tetapi, Mark segera menyadari bahwa pengaturan itu keliru membuat mereka terburu-buru, dan terlalu mahal. Susan harus belajar naik bus lagi, Mark menyimpulkan dalam hati. tetapi, baru berpikir untuk menyampaikan rencana itu kepada Susan telah membuatnya merasa tidak enak.



Susan masih sangat rapuh, masih sangat marah. Bagaimana reaksinya nanti? Persis seperti dugaan Mark, Susan ngeri mendengar gagasan untuk naik bus lagi. “Aku buta!” tujasnya dengan pahit. “Bagaimana aku bisa tahu kemana aku pergi? Aku merasa kau akan meninggalkanku” Mark sedih mendengar kata-kata itu, tetapi ia tahu apa yang harus dilakukan. Dia berjanji bahwa setiap pagi dan sore, ia akan naik bus bersama Susan, selama masih diperlukan, sampai Susan hafal dan bisa pergi sendiri. Dan itulah yang terjadi. Selama 2 minggu penuh Mark, menggunakan

seragam militer lengkap, mengawal Susan ke dan dari tempat kerja, setiap hari. Dia mengajari Susan bagimana menggantungkan diri pada indranya yang lain, terutama pendengarannya, untuk menemukan dimana ia berada dan bagaimana beradaptasi dengan lingkungan yang baru.

Dia menolong Susan berkenalan dan berkawan dengan sopir-sopir bus dan menyisakan 1 kursi kosong untuknya. Dia membuat Susan tertawa, bahkan pada hari-hari yang tidak terlalu menyenangkan ketika Susan tersandung dari bus, atau menjatuhkan tasnya yang penuh berkas di lorong bus. Setiap pagi mereka berangkat bersama-sama, setelah itu Mark akan naik taksi ke kantornya.

Meskipun pengaturan itu lebih mahal dan melelahkan daripada yang pertama, Mark yakin bahwa hanya soal waktu sebelum Susan mampu naik bus tanpa dikawal. Mark percaya kepadanya, percaya kepada Susan yang dulu dikenalnya sebelum wanita itu kehilangan penglihatannya, wanita yang tidak pernah takut menghadapi tantangan apapun dan tidak akan pernah menyerah.



Akhirnya, Susan memutuskan bahwa dia siap untuk melakukan perjalanan itu seorang diri. Tibalah hari senin. Sebelum berangkat, Susan memeluk Mark yang pernah menjadi kawannya 1 bus dan sahabatnya yang terbaik. Matanya berkaca-kaca, penuh air mata syukur karena kesetiaan, kesabaran dan cinta Mark. Dia mengucapkan selamat berpisah. Untuk pertama kalinya mereka pergi kearah yang berlawanan. Senin, Selasa, Rabu, Kamis … Setiap hari dijalaninya dengan

sempurna.



Belum pernah Susan merasa sepuas itu. Dia berhasil ! Dia mampu berangkat kerja tanpa dikawal. Pada hari Jum’at pagi, seperti biasa Susan naik bus ke tempat kerja. Ketika dia membayar

ongkos bus sebelum turun, sopir bus itu berkata :”wah, aku iri padamu”. Susan tidak yakin apakah sopir itu bicara kepadanya atau tidak. Lagipula, siapa yang bisa iri pada seorang wanita buta yang sepanjang tahun lalu berusaha menemukan keberanian untk menjalani hidup?

Dengan penasaran, dia berkata kepada sopir, “Kenapa kau bilang kau iri kepadaku?” Sopir itu menjawab, “Kau pasti senang selalu dilindungi dan dijagai seperti itu”. Susan tidak mengerti apa maksud sopir itu. Sekali lagi dia bertanya.”Apa maksudmu?” Kau tahu minggu kemarin, setiap pagi ada seorang pria tampan berseragam militer berdiri di sudut jalan dan mengawasimu waktu kau turun dari bus. Dia memastikan bahwa kau menyeberang dengan selamat dan dia mengawasimu terus sampai kau masuk ke kantormu. Setelah itu dia meniupkan ciuman, memberi hormat ala militer, lalu pergi. Kau wanita yang beruntung”. kata sopir itu.

Air mata bahagia membasahi pipi Susan. Karena meskipun secara fisik tidak dapat melihat Mark, dia selalu bisa memastikan kehadirannya. Dia beruntung, sangat beruntung, karena Mark memberikannya hadiah yang jauh lebih berharga daripada penglihatan, hadiah yang tak perlu dilihatnya dengan matanya untuk meyakinkan diri, hadiah cinta yang bisa menjadi penerang dimanapun ada kegelapan

inillah Cinta

Para penumpang bus memandang penuh simpati ketika wanita muda berpenampilan menarik dan bertongkat putih itu dengan hati-hati menaiki tangga. Dia membayar sopir bus lalu, dengan tangan meraba-raba kursi, dia berjalan menyusuri lorong sampai menemukan kursi yang tadi dikatakan kosong oleh si sopir. kemudian ia duduk, meletakkan tasnya dipangkuannya dan menyandarkan tongkatnya pada tungkainya.

Setahun sudah lewat sejak Susan, 34, menjadi buta. Gara-gara salah diagnosa dia kehilangan penglihatannya dan terlempar kedunia yang gelap gulita, penuh amarah, frustrasi dan rasa kasihan pada diri sendiri.



Sebagai wanita yang independen, Susan merasa terkutuk oleh nasib mengerikan yang membuatnya kehilangan kemampuan, merasa tak berdaya dan menjadi beban bagi semua orang disekelilingnya. “Bagaimana mungkin ini bisa terjadi padaku?” dia bertanya-tanya,

hatinya mengeras karena marah. Tetapi, betapapun seringnya ia menangis atau menggerutu atau berdoa, dia mengerti kenyataan yang menyakitkan itu penglihatannya takkan pernah pulih lagi.

Depresi mematahkan semangat Susan yang tadinya selalu optimis. Mengisi waktu seharian kini merupakan perjuangan berat yang menguras tenaga dan membuatnya frustrasi. Dia menjadi sangat bergantung pada Mark, suaminya. Mark seorang perwira Angkatan Udara. Dia mencintai Susan dengan tulus.



Ketika istrinya baru kehilangan penglihatannya, dia melihat bagaimana Susan tenggelam dalam keputusasaan. Mark bertekad untuk membantunya menemukan kembali kekuatan dan rasa percaya diri yang dibutuhkan Susan untuk menjadi mandiri lagi. Latar belakang mi

liter Mark membuatnya terlatih untuk menghadapi berbagai situasi darurat, tetapi dia tahu, ini adalah pertempuran yang paling sulit yang pernah dihadapinya.



Akhirnya Susan merasa siap bekerja lagi. Tetapi, bagaimana dia akan bisa ke kantornya? Dulu Susan biasa naik bus, tetapi sekarang terlalu takut untuk pergi ke kota sendirian. Mark menawarkan untuk mengantarkannya setiap hari, meskipun tempat kerja mereka

terletak dipinggir kota yang berseberangan.

Mula – mula, kesepakatan itu membuat Susan nyaman dan Mark puas karena bisa melindungi istrinya yang buta, yang tidak yakin akan bisa melakukan hal-hal paling sederhana sekalipun. Tetapi, Mark segera menyadari bahwa pengaturan itu keliru membuat mereka terburu-buru, dan terlalu mahal. Susan harus belajar naik bus lagi, Mark menyimpulkan dalam hati. tetapi, baru berpikir untuk menyampaikan rencana itu kepada Susan telah membuatnya merasa tidak enak.



Susan masih sangat rapuh, masih sangat marah. Bagaimana reaksinya nanti? Persis seperti dugaan Mark, Susan ngeri mendengar gagasan untuk naik bus lagi. “Aku buta!” tujasnya dengan pahit. “Bagaimana aku bisa tahu kemana aku pergi? Aku merasa kau akan meninggalkanku” Mark sedih mendengar kata-kata itu, tetapi ia tahu apa yang harus dilakukan. Dia berjanji bahwa setiap pagi dan sore, ia akan naik bus bersama Susan, selama masih diperlukan, sampai Susan hafal dan bisa pergi sendiri. Dan itulah yang terjadi. Selama 2 minggu penuh Mark, menggunakan

seragam militer lengkap, mengawal Susan ke dan dari tempat kerja, setiap hari. Dia mengajari Susan bagimana menggantungkan diri pada indranya yang lain, terutama pendengarannya, untuk menemukan dimana ia berada dan bagaimana beradaptasi dengan lingkungan yang baru.

Dia menolong Susan berkenalan dan berkawan dengan sopir-sopir bus dan menyisakan 1 kursi kosong untuknya. Dia membuat Susan tertawa, bahkan pada hari-hari yang tidak terlalu menyenangkan ketika Susan tersandung dari bus, atau menjatuhkan tasnya yang penuh berkas di lorong bus. Setiap pagi mereka berangkat bersama-sama, setelah itu Mark akan naik taksi ke kantornya.

Meskipun pengaturan itu lebih mahal dan melelahkan daripada yang pertama, Mark yakin bahwa hanya soal waktu sebelum Susan mampu naik bus tanpa dikawal. Mark percaya kepadanya, percaya kepada Susan yang dulu dikenalnya sebelum wanita itu kehilangan penglihatannya, wanita yang tidak pernah takut menghadapi tantangan apapun dan tidak akan pernah menyerah.



Akhirnya, Susan memutuskan bahwa dia siap untuk melakukan perjalanan itu seorang diri. Tibalah hari senin. Sebelum berangkat, Susan memeluk Mark yang pernah menjadi kawannya 1 bus dan sahabatnya yang terbaik. Matanya berkaca-kaca, penuh air mata syukur karena kesetiaan, kesabaran dan cinta Mark. Dia mengucapkan selamat berpisah. Untuk pertama kalinya mereka pergi kearah yang berlawanan. Senin, Selasa, Rabu, Kamis … Setiap hari dijalaninya dengan

sempurna.



Belum pernah Susan merasa sepuas itu. Dia berhasil ! Dia mampu berangkat kerja tanpa dikawal. Pada hari Jum’at pagi, seperti biasa Susan naik bus ke tempat kerja. Ketika dia membayar

ongkos bus sebelum turun, sopir bus itu berkata :”wah, aku iri padamu”. Susan tidak yakin apakah sopir itu bicara kepadanya atau tidak. Lagipula, siapa yang bisa iri pada seorang wanita buta yang sepanjang tahun lalu berusaha menemukan keberanian untk menjalani hidup?

Dengan penasaran, dia berkata kepada sopir, “Kenapa kau bilang kau iri kepadaku?” Sopir itu menjawab, “Kau pasti senang selalu dilindungi dan dijagai seperti itu”. Susan tidak mengerti apa maksud sopir itu. Sekali lagi dia bertanya.”Apa maksudmu?” Kau tahu minggu kemarin, setiap pagi ada seorang pria tampan berseragam militer berdiri di sudut jalan dan mengawasimu waktu kau turun dari bus. Dia memastikan bahwa kau menyeberang dengan selamat dan dia mengawasimu terus sampai kau masuk ke kantormu. Setelah itu dia meniupkan ciuman, memberi hormat ala militer, lalu pergi. Kau wanita yang beruntung”. kata sopir itu.

Air mata bahagia membasahi pipi Susan. Karena meskipun secara fisik tidak dapat melihat Mark, dia selalu bisa memastikan kehadirannya. Dia beruntung, sangat beruntung, karena Mark memberikannya hadiah yang jauh lebih berharga daripada penglihatan, hadiah yang tak perlu dilihatnya dengan matanya untuk meyakinkan diri, hadiah cinta yang bisa menjadi penerang dimanapun ada kegelapan

Tuhan itu Tidak Ada

Seorang konsumen datang ke tempat tukang cukur untuk memotong rambut dan merapikan brewoknya.

Si tukang cukur mulai memotong rambut konsumennya dan mulailah terlibat pembicaraan yang mulai menghangat.

Mereka membicarakan banyak hal dan berbagai variasi topik pembicaraan, dan sesaat topik pembicaraan beralih tentang Tuhan.

Si tukang cukur bilang,”Saya tidak percaya Tuhan itu ada”. “Kenapa kamu berkata begitu ?” timpal si konsumen. “Begini, coba Anda perhatikan di depan sana , di jalanan… untuk menyadari bahwa Tuhan itu tidak ada. Katakan kepadaku, jika Tuhan itu ada, Adakah yang sakit?, Adakah anak terlantar? Jika Tuhan ada, tidak akan ada sakit ataupun kesusahan. Saya tidak dapat membayangkan Tuhan Yang Maha Penyayang akan membiarkan ini semua terjadi.”

Si konsumen diam untuk berpikir sejenak, tapi tidak merespon karena dia tidak ingin memulai adu pendapat.

Si tukang cukur menyelesaikan pekerjaannya dan si konsumen pergi meninggalkan tempat si tukang cukur.

Beberapa saat setelah dia meninggalkan ruangan itu dia melihat ada orang di jalan dengan rambut yang panjang, berombak kasar (mlungker-mlungker- istilah jawa-nya), kotor dan brewok yang tidak dicukur. Orang itu terlihat kotor dan tidak terawat.

Si konsumen balik ke tempat tukang cukur dan berkata, “Kamu tahu, sebenarnya TIDAK ADA TUKANG CUKUR.”

Si tukang cukur tidak terima,” Kamu kok bisa bilang begitu ?”. “Saya disini dan saya tukang cukur. Dan barusan saya mencukurmu!”

“Tidak!” elak si konsumen. “Tukang cukur itu tidak ada, sebab jika ada, tidak akan ada orang dengan rambut panjang yang kotor dan brewokan seperti orang yang di luar sana”, si konsumen menambahkan.

“Ah tidak, tapi tukang cukur tetap ada!”, sanggah si tukang cukur. ” Apa yang kamu lihat itu adalah salah mereka sendiri, kenapa mereka tidak datang ke saya”, jawab si tukang cukur membela diri.

“Cocok!” kata si konsumen menyetujui. “Itulah point utama-nya!. Sama dengan Tuhan, TUHAN ITU JUGA ADA ! Tapi apa yang terjadi… orang-orang TIDAK MAU DATANG kepada-NYA, dan TIDAK MAU MENCARI-NYA. Oleh karena itu banyak yang sakit dan tertimpa kesusahan di dunia ini.”

Si tukang cukur terbengong !!!

Saatnya Marvelous curhat part II

saya mau cerita tentang kisah kelam saya dulu (baca: curhat)

dulu saya adalah seorang anak yang berbakti kepada orang tua, setelah ayah saya meninggal saya hidup berdua dengan ibu saya yang terkena penyakit STROKE. setiap hari saya lah yang merawat ibu saya. bahkan saya melakukan pekerjaan yang biasanya dulu ibu saya lakukan seperti memasak dan lain lain.

suatu hari saya melakukan kesalahan terbesar dalam hidup saya.

saya menginap di sekolah dan saya meninggalkan ibu saya di rumah, karna saya merasa ibu saya tidak akan apa apa, toh dia sudah bisa berjalan, dan saya juga sudah meminta bibi saya untuk menemani ibu saya di rumah.

saat saya pulang ibu saya sedang menangis, ternyata dia terjatuh d kamar mandi dan kepalnya terbentur tembok.

beberapa hari setelahnya saat saya masuk kekamar ibu saya, saya berusaha mengusir nyamuk di kamar ibu saya, saat saya nyalakan lampu ada kejadian yang membuat saya langsung menangis,

karna saya melihat ibu saya sedang kejang kejang, mungkin dia sedang berhadapan dengan malaikat maut yang sangat menyeramkan, saya berusaha membimbingnya untuk mengucapkan kalimat syahadat. namun saya tak kuat menahan airmata, seluruh keluarga menangis, kakak saya akhirnya berusaha membisikan kalimat syahadat di kuping ibu saya. sedangkan saya menangis sambil memegang kaki ibu saya.

ibu saya meninggal setelah koma seharian di rumah sakit

saya sadar saya telah melakukan kesalahan, namun saya tiba tiba kehilangan semangat hidup.

dulu saya belajar mati matian agar suatu hari nanti saya bisa membahagiakan orang tua saya.

kini mereka pergi, lantas kepada siapa saya mengabdi???, akhirnya saya sadar bahwa saya mengabdi kepada TUHAN saya.

maka kini hidup saya harus sepenuhnya saya lakukan untuk TUHAN saya,

mencintai orang tua perlu, tp apalah artinya jika mereka sudah tiada, kini cra saya untuk membahagiakan mereka adalah dengan mendoakannya, semoga Allah swt berkenan mengabulkan doa saya.

AMIN.....

yang jelas saya telah menyesal, namun apa daya....

ORANGTUA SAYA ADALAH MILIK ALLAH, MAKA SAYA HARUS BERUSAHA RIDHO JIKA ORANGTUA SAYA DIAMBIL KEMBALI OLEH ALLAH.

semua adalah karena kelalaian saya, karena saya tak meperdulikannya, mungkin Allah swt telah punya rencana lain yang saya yakin rencanaNYA akan sangat indah...

Rabu, 19 Oktober 2011

Taktik Jitu kalo ketahuan nyontek....

Ada tips gokil luar biasa nih!!! (Lebay). Tips ini diperuntukkan buat yang hobi "coka" alias nyontek. Namun buat yang tidak hobi apalagi suka coka mendingan tidak usah mengikuti tips ini. Disini Ujib cuma ingin berbagi informasi.



Jika anda ketahuan dalam menyontek maka ikutilah saran - saran berikut ini:



1. Stay Cool

Semua perjuangan anda akan sia-sia tanpa percaya diri dan berani mati, kalian harus tetap stay cool saat ketahuan nyontek, jangan tunjukkan bahwa kalian sudah dikalahkan oleh sang PENGAWAS [apalagi bapak2 pnya kumis tebel] kurangi gerak-gerik yang mencurigakan, jangan berkeringat berlebih (yang nantinya bisa membuat seisi kelas mencium bau badan anda, kan malu!)

2. Jaga Sorot Mata anda

Saat sang PENGAWAS menatap mata anda, tatap balik matanya! Jangan tunjukkan sedikitpun perasaan takut ataupun kekalahan dari mata anda, anggap saja dia hanya menggertak. Tunjukkan bahwa anda adalah orang yang gak tau malu yang udah ketahuan tapi masih sotoy.

3. Buang barang bukti

Kalo kalian suka baca buku detektif pasti sudah ngerti. Buang semua barang yang nantinya bisa memberatkan persidangan anda! Seperti contekan kecil yang mungkin anda sembunyikan. Kalau anda mencontek dari HP hapus SMS contekan yang anda dapat dari teman, atau hapus file yang berisi contekan lainnya, atau dalam keadaan terdesak dimana PENGAWAS mendatangi anda banting HP nya! Dalam situasi ini PENGAWAS akan kaget saat melihat orang aneh yang tiba-tiba membanting HPnya sendiri (apalagi hp ny BlackBerry), manfaatkan situasi ini untuk membuat alibi seperti HP anda licin kena kecap (emang ada kecap di saat ujian ya?).

4. Selalu cari kambing hitam

Tips ini berlaku apabila anda ketahuan kerjasama, atau saat anda sudah tidak bisa berpikir dan berniat menjatuhkan orang lain. Saat ketahuan kerjasama selalu buat alibi yang memberatkan partner nyontek anda, jatuhkan kesalahan padanya buat seakan-akan dia adalah orang yang memaksa anda menyontek. Kambing hitam juga bisa dipakai untuk mengalihkan perhatian PENGAWAS, contohnya yaitu pada kasus berikut :



(pengawas melihat Budi yang gerak-geriknya mencurigakan dan berniat mendatanginya)



Budi : (sadar kalau diperhatikan pengawas) "Woi Rudi! sialan loe nyontek ya!!"

Rudi : (kaget) "Ha...??"

Budi : "Pak pengawas, Rudi nyontek...!!!"

Rudi : "WTF...!!"



Ini adalah trik bejat, kotor, keji, tidak kenal moral, tidak berperikemanusiaan, namun jitu!!!

5. Taktik All for One and One for All

Taktik ini digunakan saat anda sudah ketangkap basah nyontek namun ga mau dihukum sendiri. Caranya adalah panggil nama teman anda secara asal yang ada diruangan, lalu bilang ke pengawas kalo dia juga nyontek supaya dia juga dihukum bersama anda

6. Taktik Distraction

Sebenarnya taktik ini sudah dibahas di bagian sebelumnya, dimana contohnya adalah banting HP barang bukti supaya perhatian PENGAWAS teralihkan. Kunci dari taktik ini adalah koordinasi waktu!! Jangan sampai telat atau pun terlalu dini dalam mengeluarkan tipuan (dimana-mana ejakulasi dini itu gak baik). Contoh pengalih yaitu:



- Banting Hp,

- Tusuk urat nadi dengan pulpen/pensil (supaya dikira epilepsi),

- Beranjak dari kursi lalu menari ga jelas (disangka kesurupan),

- Pingsan (you know what lah),

- Tusuk mata dengan serutan pensil (tidak dianjurkan),

- Makan penghapus (cari penghapus yang lulus dari tinjauan DepKes dan sudah bersertifikat SNI)

7. Tips terakhir

Tips terakhir adalah tips yang paling disarankan oleh gw karena ini yang paling tipikal dan paling manjur. Banyak orang menggunakan cara ini karena mudah pas dan ga banyak syarat. Bisa dilakukan semua umur dan ga perlu bimbingan orangtua, nah yang harus anda lakukan adalah...
bersumpah pocong kalo anda gag nyontek....