Rabu, 21 Agustus 2013

Kisah Hidup Ibuku yang Heroik



MOTHER IS HERO
“STARTING POINT”
            “Ibu” kata yang paling sering kita ucapkan sewaktu kecil maupun sudah dewasa. “Mamah” di versi Sunda, “Bundo” di versi Padang, “Umi” di versi timur tengah, “Enya” di versi Betawi, “Mother” di versi bahasa Inggris, dan “Haha” di versi bahasa Jepang. Namun dari semua Bahasa, Agama, Ras, Suku Bangsa, Dan Individu tidak mungkin membenci ibunya sendiri.
            Di Islam terdapat beberapa Hadist yang sangat menjungjung tinggi Seorang Ibu, yang pertama adalah “Surga itu ada di telapak kaki Ibu”, meskipun ada segelintir Orang yang menyalahartikannya dengan mencuci kaki ibunya lalu meminum air bekas cucian itu, sungguh sangat bertolak belakang dengan pernyataan bahwa “Islam itu Agama yang bersih”.
            Dan Hadist yang kedua adalah, suatu hari Sahabat Rasululah bertanya” Wahai Rasululah siapakah yang harus kita hormati?”; lalu Rasululah bersabda” Ibumu”, Sahabat bertanya kembali “ Kemudian siapa lagi wahai Rasululah?”, rasululah kembali menjawab “ Ibumu”, Sahabatpun bingung dan lalu bertanya lagi “ Kemudian siapa lagi?”, namun Rasululah kembali menjawab “ Ibumu “, Sahabat kembali bertanya “ Lalu siapa lagi wahai Rasululah?”, dan yang terakhir Rasululah menjawab “ Ayahmu “.
            Dari cerita di atas dapat diambil garis besar bahwa Orang pertama, kedua, ketiga yang harus kita hormati adalah Ibu, dan yang ke empat adalah Ayah.
            Namun akhir-akhir ini terungkap bahwa mengapa Rasululah berkata demikian. Ternyata saat ini ibu di bagi menjadi 3, yaitu: Ibu Genetik, Ibu Kandung, dan Ibu Susu ( Ibu yang menyusui mmeskipun bukan Anaknya). Namun Wallahu allam bisshawab.
            Di Kristen sendiri. Ada Bunda Maria( Ibu Yesus Kristus)yang dipuja oleh Masyarakat penganut Agama Kristen. Dan saya memang bukan orang yang beragama kristen, namun saya yakin Agama Kristen juga sangat mengagungkan “ Ibu “. Karna biasanya di setiap Gereja terdapat patung Bunda Maria ( Siti Mariam di Islam ) di samping Patung Yesus Kristus ( Nabi Isa as di Islam )
            Meskipun Agama sangat mendorong atau mengharuskan untuk berbakti kepada Orangtua terutama ibu, namun menurut saya bahwa rasa ingin membalas budilah Faktor utama kita berbakti kepada Orangtua. Jika tidak ada rasa ingin membalas budi baru Agamalah yang mendorongnya.

MOTHER IS HERO
STORY TEELING “ BIODATA IBUKU”
            Lahir di sebuah Desa kecil di Kota Subang. Ibuku memiliki sebelas Saudara, sungguh banyak, namun dari sebelas saudara itu dua sudah meninggal ketika masih balita. Ibuku adalah Anak dari pasangan Bpk Rusdi dan Ibu Enik ( kakek nenekku ). Beliau di beri nama Komariah, dan memiliki Nama panggilan Kokom.
            Beliau sekolah di SD Saradan, dan tidak melanjutkan lagi sekolahnya, namun aku sayang kepada beliau meskipun beliau hanya tamatan SD, lagipula Ibuku dengan tamatan SD nya tapi mampu membiayai Anak-anaknya hingga Kakak-kakakku Alhamdulillah sudah bekerja semua.
            Umur enam belas tahun beliau menikah dengan Ayahku yang dulu pindah dari Jakarta.
            Ayahku bernama Suherman, asli kelahiran Tanah Abang. Beda dengan Ibuku, Ayahku ini tamatan SMP dan mempunyai sifat suka marah-marah yang akhirnya menurun kepadaku sekarang.
            Pekerjaan Ibuku adalah berdagang, menjahit, mengkreditkan barang juga pernah. Beliau berkerja sangat tulus untuk membiayai semua Anak-anaknya agar menjadi orang yang disegani. Terbukti dengan pakaian Ibuku yang rasanya beliau tidak memiliki banyak pakaian yang bagus, mayoritas pakaiannya adalah Daster ( baju untuk wanita, biasanya dipakai Ibu Hamil ) . Dari perhiasan pun beliau sering membeli perhiasan namun tidak untuk dipakainya apalagi untuk pamer namun Beliau simpan, dan ketika Anak-anaknya membutuhkanya baru beliau mengeluarkannya untuk dijual kembali.
MOTHER IS HERO
STORY TELL “ IBU DAN KELUARGAKU”
Ibuku adalah asli Sunda ( JABAR) sedangkan Ayahku asli Tanah Abang (DKI Jakarta). Mereka menikah ada tahun 1973, dan memperoleh Anak pertamanya pada hari kamis 11 september 1975 pada pukul 16.00 WIB. Dia adalah kakakku yang pertama dan kakak wanitaku satu-satunya yang diberi nama Sri Ratnayanti.
            Anak kedua lahir pada tanggal 9 juli 1978 dan diberi nama Budi Hemawan, lalu anak ketiga bernama Faizal Hendrawan yang lahir pada tanggal 19 febuari 1982.
Dan aku Anak ke empat yang diberi nama yang sangat bagus yaitu Teguh Yudha Gumelar, menurut Ibuku nama itu diberikan karna saat aku lahir ibuku pernh perjuangan hingga pendarahan berat karna sebelumnya memang ibuku tidak tahu bahwa dirinya tengah hamil, juga karna saat itu kondisi ekonomi keluarga sedang di batas bawah, oleh karna itu Teguh Yudha Gumelar Artinya Manusia Kuat Yang Lahir saat perang, karna Teguh itu artinya Kuat, Yudha itu artinya Perang dan Gumelar itu artinya  Lahir.
Aku empat bersaudara, namun hanya aku yang masih sekolah karna tiga kakakku semuanya sudah bekerja, Kakak pertamaku menjadi pengusaha kecil-kecilan sesudah suaminya tidak menjadi KADES kembali, dan kedua Kakakku yang lain menjadi polisi. Itulah hasil kerja keras Ibuku sehingga semua Anaknya sudah berkerja.
Dulu kami keluarga miskin biasa yang dibiayai oleh kakekku yang pensiunan TNI. Namun setelah lahir Anak pertama Ibuku mulai berdagang dan Alhamdulilah berhasil. Setelah  mulai sukses berdagang ibuku membuka usaha menjahit, keahlian menjahit Ibuku diturunkan dari Nenekku.
MOTHER IS HERO
STORY TELL “ IBU JANGANLAH MENANGIS ! “
Ibuku kini tidak bisa berjalan jauh karna penyakit Stroke yang dideritanya belum sembuh Sejak aku kelas satu SMP, sungguh tidak terlihat lagi kejayaannya dulu yang bisa menyekolahkan kedua kakakku hingga lulus di SMAN I Subang, karena kalau bicara tentang Ayahku, sebenarnya Beliau juga berkerja namun menjadi tukang karcis di Terminal Subang dan menjadi Wasit Sepakbola, dan tentu saja ketika di rumah beliau membantu Ibuku berdagang.
Ibuku kini sudah tua, dia sudah tidak memiliki gigi, jalanpun susah karna penyakit Strokenya itu. Kini kami berdua tinggal bersama kakakku yang ke tiga, meskipun sebenarnya rumahnya milik ibuku.
Dulu ketika Ayahku sudah tidak menjadi Wasit lagi karna sudah tua. Ayahku  saat itu hanya berkerja setiap sepuluh hari sekali dan mendapat upah uang paling banyak Rp.70.000,00 , oleh karna itu sejak masuk kelas dua SMP aku sering membantu tukang Bakso yang ada di Desa Rancabogo, nama warung Baksonya itu “ Mas Otong “, tiap libur dan hari minggulah aku bisa membantu di sana. Disana saya mendapatkan upah Rp.20.000,00 juga diberi Bakso tiga bungkus. Itulah usahaku agar bisa membahagiakan pahlawan hidupku yaitu Ibuku beserta Tidak lupa Ayahku juga.
 Orang bilang cinta mati kepada pacarnya, namun menurutku satu-satunya cinta mati atau cinta yang abadi adalah cinta kita kepada Ibu. Meskipun aku sungguh-sungguh cinta kepada pacarku, tapi jauh lebih cinta aku kepada Ibuku. Lagipula Ibuku adalah Pahlawan disaat aku kecil, saat aku dikejar anjing sepulang mengaji, Ibuku lah yang berhasil mengusir anjing itu. Ibuku selalu bilang kalau dia ingin melihatku sukses, seolah dia bertahan hidup hanya untuk melihat ku sukses. Ibuku selalu mendukung cita citaku, dia selalu membangga-bangga kan diriku di depan teman temannya bahwa aku rangking kelas, bahwa aku terpilih ikut olimpiade.  Aku senang selalu membuat ibuku bangga, setidaknya tidak ada yang mencela ibuku karna perbuatanku. Selama SMP aku tidak pernah meninggalkan ibuku di rumah (kecuali saat sekolah) aku selalu menemaninya di rumah, menghiburnya dengan candaanku, senang rasanya membuatnya tertawa dan melupakan pahitnya hidup hanya berdua denganku. Saat dia ingin pergi keluar pun aku memapahnya dengan sangat pelan, meski aku selalu jalan dengan cepat, tapi tidak kulakukan saat sedang memapahnya. Tempat favoritnya untuk bermain adalah rumah kakaknya, dimana disana dia bisa bertemu dengan saudara saudara kandung nya dan mengobrol dengan senangnya, hm… aku tak pernah mengeluh diajak kemanapun olehnya karna temanku satu satunya saat itu adalah ibuku.
Beliau selalu mengusap usap kepalaku, dan berdo’a agar diriku menjadi orang yang berguna bagi Nusa, Bangsa, dan Agama, dan beliau bersemangat juga menyuruhku agar rajin belajar. Itulah yang membuatku bersemangat untuk belajar, berusaha menjadi rangking kelas dan juga sekolah. Beliau juga  sering menjadi Guru Les ku di rumah, Beliau mengajarkan aku perkalian dan membaca ketika aku masih kelas satu SD, sehingga aku mendapat rangking  pertama di kelas, dan Beliau memberikan hadiah yang sangat saya tunggu waktu itu yaitu beberapa bungkus Mie instan karna dulu aku sangat suka dengan mie instan.
Pernah ketika kelasku waktu SD akan berwisata ke Sari Ater dan saat itu Ibuku punya uang namun uang tersebut hendak digunakan untuk berobat, mulanya aku terima, tapi esoknya aku kembalikan dan aku tidak jadi ikut berwisata ke Sari Ater namun jadinya mengantar Ibuku ke puskesmas. Mengobati Sesak nafasnya.
Waktu kelas dua SMP aku pindah dari SMPN II Pagaden ke SMPN I Cikaum untuk mengikuti Orangtuaku yang pindah rumah ke Cikaum dan menumpang ke rumah kakakku yang pertama meskipun sebenarnya rumahku tidak dijual hanya dikontrakan.
Di SMPN I Cikaumlah aku terpilih untuk mewakili sekolah itu untuk mengikuti Lomba MIFA sekabupaten Subang dengan jurusan Matematika. Ketika akan ada test pemilihan untuk mewakili sekolah, aku meminta izin kepada Orangtua terutama Ibu, dan akupun terpilih dengan nilai tertinggi yaitu 7 sedangkan yang lain paling besar hanya mendapat niali 3 untuk kategori matematika, dan soal yang digunakan adalah soal ujian untuk kelas tiga SMP tahun 2004-2005.
Saat lomba MIFA di selenggarakan di SMPN II Subang aku pun gagal untuk juara. Padahal aku sangat ingin juara agar Ibuku bangga punya Anak  seperti aku yang beliau lahirkan ketika umur tujuh bulan dan tidak disangka-sangka kalau Ibuku Hamil. Tapi Ibuku sangat bangga walaupun aku tidak juara, tapi aku berjanji dalam hati jika mendapat kesempatan lagi aku akan berusaha agar Ibuku semakin bangga telah melahirkan aku.
Tanggal 1 November 2007 aku pindah sekolah lagi ke SMPN 2 Pagaden ketika sampai di SMP, ternyata baju seragamku ketinggalan dan ketika sampai di rumah Nenekku, Ayahku pergi lagi ke rumah kakakku untuk mengambil baju, dan beliau mengatakan kepadaku agar jangan kemana-mana, aku turuti apa yang ayahku katakan.
Jam demi jam pun berlalu, aku binginga kenapa ayahlu lama sekali mengambil bajuseragamku, padahal jarak yang tidak jauh. Aku semakain cemas karena sebelumnya ayahku pernah kecelakaan dan tidak sadar diri hingga beberapa jam, faktor ke 2 adalah karena penglihatan ayahku yang tidak jelas karena penyakit kataraknya.
Jam 1 Ibuku datang dengan mobil bersama kakak keduaku, lalu menanyakan ayahku kepada Ibuku, dan ternyata Ibuku berpapasan dengan ayahku dan sempat mengobrol dan memberikan kunci rumah kepada ayahku.
Sekitar jam 2 aku mendapat berita dari kakakku yang ke 3 bahwa ayahku kecelakaan di depan SDN Pagaden dan di bawa ke Rumah Sakit.
Bada magrib pamanku membawakan baju seragamku dan beberappa buku di bawa ayahku., lalu aku tanyakan bagaimana keadaan ayahku, namun ia hanya menjawab “baik-baik saja” akupun lega mendengar jawaban pamanku.
Esoknya aku sudah bersiap-siap untuk berangkat sekolah sekitar 6:30, tapi nenekku tiba-tiba membisikan sesuatuyang sebenarnya tak jelas namun aku harus menerima kenyataan bahwa ayahku pergi bahkan sebelum aku semat mengucapkan terima kasih kepadanya.
tubuhku langsung lemas tak karuan. Kata kakakku ayahku kecelakaan karena mengalami stroke saat mengendarai motor.
Dan sebelum meninggal, juga sebelum kecelakaan, Beliau selau mengatakan bahwa aku jangan sampai jauh dengan ibuku. Kata-kata itu menjadi kata yang paling bermakna bagi aku, dan karena itu aku menolak tawaran kakaku untuk sekolah di SMANSA dan mengontrak di Subang. Selain itu aku juga memikirkan faktor ekonomi, aku tidak mau terlalu memusingkan kakak-kakakku dengan biaya sekolah di SMANSA. Dan setelah dipikir-pikir NESPAG juga bagus apalagi dari Olimpiade MTK sudah sering juara dekat pula.
Kini ibu sakit-sakitan terus, pernah aku begadang semalaman hanya untuk nemenin ibuku yang sedang sakit. Karna aku gak mau nyesel seumur hidup hanya karna mmilih tidur nyenyak saat ibuku sakit.
Ibu janganlah menangis.
Aku sempat berjanji jika diberi kesempatan lagi untuk ikutan lomba maka aku akan juara agar ibuku bangga kepadaku. Namun kesempatan itu datang ketika ibuku sakit parah, akhirnya aku bolos dan tidak ikut Les karna harus menjaga ibuku. Karna sakitnya bertambah parah aku pun memberi tahu kakakku tentang keadaan ibu. Mereka pun datang satu per satu dan membujuk ibu untuk ke rumah sakit, namun beliau tak mau karna beliau memikirkan biaya yang besar jika harus dirawat di rumah sakit. Ibu kau masih saja memikirkan itu. Setelah beberapa hari sakit ibuku tak kunjung sembuh akhirnya beliau kami bawa ke rumah sakit setelah beliau mengalami kejang kejang. Selama di rumah sakit aku tak tega melihat ibuku, aku hanya menangis dibangku diluar rumah skit sambil dipeluk kakakku hingga akhirnya berita ibuku telah tiada pun semakin membuat tubuhku lemas. Ibuku pergi lalu siapa yang akan menemani keseharianku lagi. Saat pemakaman aku hanya bisa menangis dipelukan kakakku, bahkan teman teman SMA aku yang baru kukenal beberapa bulan ikut menangis, entah kenapa mereka malah ikut menangis bersamaku.setelah kematian ibuku aku pergi ke rumah UWA pun terasa hampa tanpa bersama ibu. Rumah pun kini tak membuatku betah, aku selalu ingin pergi dari rumah penuh kenangan agar aku bisa meninggalkan kesedihanku. Berbulan bulan aku tak mau melihat foto ibu, apalagi melihat pakaian dan kamarnya.
Beberapa minggu setelah kematian ibuku, akupun terpilih untuk mengikuti Olimpiade Sains tingkat kabupaten untuk bidang komputer. Akupun berhasil menjuarai Olimpiade tersebut bahkan 2 tahun berturut turut Olimpiade Komputer untuk pertama kalinya direbut SMA ku. Namun semuanya hampa, apa artinya juara ketika tak ada orang tua yang memuji kita, membanggakan kita. Aku selalu sedih ketika orang lain diambil rapotnya oleh orang tua nya, aku selalu ingat ayahku yang bolos kerja hanya untuk mengambil rapotku. Kenapa kalian pergi sebelum aku bisa menunjukan aku mampu juara. Kenapa kalian pergi sebelum aku menunjukan aku mampu masuk Perguruan TInggi, Kenapa? Hanya itulah yang bisa aku tanyakan.
Aku rindu Pujian Kalian, Aku rindu Nasehat Kalian, Bahkan Aku rindu Dimarahi Kalian.
MOTHER IS HERO
Closing
            Tulisan ini ku persembahkan untuk yang membacanya agar mencintai ibunya, karena bagaimanapun bentuknya, bagaimanapun sifatnya, apapun penyakit yang dideritanya, dia tetaplah seorang ibu yang berjuang setengah mati melahirkan kita, tidak akan pernah ada kata mantan Ibu, karena Ibu akan selamanya tetap Ibu.
            Meskipun Ibu kita galak atau semacamnya, dia akan tetap menyayangi kita, dan mendo’akan semua anaknya. Jangan sampai Ibu menangis karena setetes air mata Ibu jatuh ketanah dosanya akan sangat berat (aku tau dari acara Mamah Dedeh di Indosiar).
            Mungkin jasa Ibu tidak akan tergantikan oleh apapun, namun segeralah bekerja kawan agar bisa memberikan sesuatu kepada Ibumu, dengan hasil keringatmu bekerja.
            Goresan-goresan tulisan ini kucurahkan dari hati yang terdalam untuk Ibu, Ayah, dan keluargaku. Terima kasih atas semua pengorbananya, mungkin takan mampu ku balas semuanya tapi kuyakin Tuhan akan membalasnya karena Tuhan tahu aku mencintai kalian.


Orang yang membenci Ibunya adalah orang yang menderita menyakit gila no wahid. Karena seorang anak yang di tinggalkan Ibunya dari kecil (sama dengan Nabi Muhammad) juga sangat mencintai Ibunya.

MOTHER IS HERO
THE END